Mengikuti
perkembangan the Second
General Assembly Of Centrist Asia Pacific Democrats International (CAPDI)
yang juga diikuti oleh mantan presiden
Filipina, Fidel Ramos, saya jadi
teringat dengan makanan halal. Sejak saya memulai kuliah di the University of Adelaide setahun yang
lalu, mencari makanan halal
menjadi tantangan tersendiri. Sebab tidak semua toko menjual makanan halal
khususnya produk-produk kemasan; kue, bumbu,
ikan,
ayam ataupun daging potong. Kalaupun ada, harganya lebih mahal
dibanding dari makanan yang tidak halal karena harus didatangkan atau
diproduksi secara khusus.
Ini dia, produk ikan halal dari Filipina ! |
Di Adelaide, ada beberapa toko yang
khusus menjual makanan halal. Khusus area
western Adelaide, ada supermarket Arya dan Al-Raya, keduanya di Henley
Beach Rd, Torrensville. Beberapa produk
halal ditemukan pula di
Asian Grocery yang dikelola oleh
keturuan Cina, juga di jalan yang sama.
Pada umumnya, produk makanan halal tersebut didatangkan dari negara-negara
Timur Tengah dan Malaysia. Wajar jika asalnya dari
negara-negara tersebut, banyak warganya bersekolah dan bekerja di sini. Ada yang sudah jadi
wargangera.
Yang
menarik perhatian saya adalah
produk makanan halal dari Filipina.
Beberapa diantara produk negara bekas koloni Spanyol dan Amerika Serikat
tersebut yang saya beli kemarin ada
produk
ikan kaleng sardin, mereknya Ligo yang diproduksi oleh ATC MFG Corp. Coloocan
City Metro Manila. Saya beli karena ada logo halalnya, yang dikeluarkan oleh
Office on Muslim Affairs Philippines. Saya sudah cari ikan kaleng dari
Indonesia tidak ada. Yang ada hanya indomi,
kerupuk dan beberapa produk bumbu masak.
Mengapa dari negara Fidel Ramos
tersebut? Mengapa bukan dari Indonesia. Ikan sardin ‘kan
banyak di perairan laut di Indonesia. Jarak dari Indonesia dengan Australia
juga lebih dekat, sehingga harganya
bisa lebih murah. Ada juga produk santan kelapa dalam
kemasan kaleng dari Thailand, lengkap
dengan label halal. Padahal di negara kita ribuan
hektar kebun kelapa, seperti di Kabupaten Bantaeng dan Kepulauan Selayar. Kampung halaman saya di Majene, Sulawesi Barat juga
penuh kelapa. Sudah saatnya pemerintah Indonesia
memikirkan untuk lebih agresif
mencari peluang meningkatkan income petani dengan membantu pengolahan dan
pemasaran sebanyak-banyaknya jenis produk Indonesia.
Makanan-makan halal
berkualitas dari Indonesia perlu dibukakan
jalan kepada dunia, agar dapat bersaing dengan produk
dari negara lain dan mengikis
problem kemiskinan yang mengguritai hidup rakyat.
***
Adelaide, 21 Mei 2013
Dr.
Nurhira Abdul Kadir
Dosen
Fakultas Ilmu Kesehatan UIN Alauddin Makassar melaporkan dari Adelaide,
Australia Selatan
No comments:
Post a Comment