Sunday 23 February 2014

Apa Yang Perlu Kita Ketahui Tentang Golongan Darah




(Dipersiapkan oleh dr. Nurhira Abdul Kadir, dalam rangka Bakti Sosial Penyuluhan Dan Pemeriksaan Golongan Darah pada siswa SD dalam Rangka Milad ke 3 Poliklinik Asy-Syifa UIN Alauddin Makassar)


Golongan darah diperlukan terutama untuk keperluan transfusi darah. Pada 21 Januari 2013, bapak Jusuf Kalla (1), ketua umum PMI menyatakan bahwa kebutuhan darah Indonesia adalah 4,5 juta kantong per bulan. Jumlah ini menurut Kalla diperlukan dari sekitar 2% dari total penduduk Indonesia. Di negara maju seperti Amerika, tercatat bahwa pada tahun 2011, sekitar 5 juta penduduk membutuhkan transfusi darah setiap tahunnya (2). 


Gambar kantong darah dalam pendingin. Sumber: Antara.

Transfusi darah diperlukan untuk berbagai keperluan. Ada yang diperlukan pada kondisi yang sifatnya darurat / emergensi seperti untuk perdarahan setelah terjadinya  kecelakaan, ada pula yang diperlukan pada kondisi yang sudah dipersiapkan sebelumnya seperti pada pengobatan untuk penderita kanker (2). Apapun penyebabnya, tindakan transfusi darah merupakan salah satu tindakan yang sangat sering dikerjakan di rumah sakit. Paparan berikut ini sebagian besar diambil dari website organisasi Kid’s Health (2), kecuali bila dinyatakan dikutip secara khusus dari sumber lainnya.



Empat kelompok Golongan Darah
Dengan mata telanjang, tanpa bantuan alat, semua jenis darah tampak sama. Kandungan darah secara umum juga sama saja. Komponen dasarnya adalah sel darah merah, sel darah putih, keping darah dan plasma darah. Tetapi, terdapat hal yang berbeda dalam darah setiap orang. Salah satunya adalah perbedaan jenis marker pada permukaan sel darah merah mereka. Marker ini di sebut antigen. Antigen tersusun dari protein dan gula yang dengannya tubuh dapat mengenali antigen dari sel darah di sekitarnya.
Antigen ukurannya sangat kecil. Tetapi mereka mampu membedakan antigen dari sel darah lain dalam satu transfusi yang bisa berakibat transfusi darah diterima atau ditolak oleh tubuh. Dengan sifat inilah para ahli medis mengelompokkan darah ke dalam beberapa jenis golongan darah.
Ada empat golongan darah utama:
1.      Golongan darah A. Golongan darah ini memiliki marker antigen yang dikenali sebagai “A”
2.      Golongan darah B. Golongan darah ini memiliki marker antigen yang dikenali sebagai "B."
3.      Golongan darah AB. Golongan darah ini memiliki antigen A dan juga B.
4.      Golongan darah O. Golongan darah ini tidak memiliki marker antigen.

Adanya Faktor Rh (Rhesus)
Beberapa orang memiliki penanda lain bernama Rh factor dalam darah mereka. Lantaran tidak semua orang memiliki faktor Rh dalam darahnya tetapi pasti memiliki salah satu dari empat goongan darah utama (A,B,AB,O), terdapat delapan kombinasi golongan darah yang diperoleh. Mereka yang darahnya mengandung faktor Rh disebut Rh positif dan yang tak memiliki faktor Rh disebut Rh negatif.
Memiliki faktor Rh tidak berarti lebih sehat atau lebih kuat. Faktor Rh hanya merupakan sati cirri genetic, sama seperti ada yang lahir dengan kulit sawo matang ada yang kuning langsat. Yang berkulit sawo matang belum tentu harus lebih sehat daripada yang berkulit kuning langsat. Begitupula sebaliknya.

Jadinya, delapan golongan darah
Setelah dikombinasi dengan ada tidaknya faktor Rh dalam darah, maka golongan darah menjadi:
  1. O negatif. Tidak punya antigen A ataupun B, tidak punya faktor Rh.
  2. O positif. Tidak punya antigen A ataupun B, tapi punya faktor Rh.
  3. A negatif. Hanya punya antigen A.
  4. A positif. Memiliki antigen A dan faktor Rh, tetapi tak memiliki antigen B.
  5. B negatif. Hanya memiliki antigen B.
  6. B positif. Memiliki antigen B dan faktor Rh, tapi tidak mempunyai antigen A.
  7. AB negatif. Memiliki baik antigen A maupun antigen B, tapi tidak punya faktor Rh.
  8. AB positif. Memiliki ketiga-tiganya antigen A, antigen B dan faktor Rh.
Dari kedelapan jenis golongan darah tersebut, darah tipe O positif dan A positif adalh yang terbanyak.

Mengapa golongan darah penting diketahui?

Sistim pertahanan dalam tubuh kita dikenal dengan system imun. Sistim ini menciptakan protein yang disebut antibodi yang berfungsi melindungi tubuh dari sel-sel asing. Golongan darah memberikan pada kita petunjuk jenis antibodi yang dihasilkan oleh system imun dalam tubuh ketika berekasi dengan sel darah yang ditransfusikan.
Jika seseorang diberi darah dari golongan darah yang berbeda, antibodi yang letaknya dalam serum dengan segera bereaksi untuk menghancurkan sel darah yang masuk. Antibodi ini kerap pula disebut aglutinin. Reaksi penolakan pada transfusi darah merupakan reaksi yang sifatnya agresif, total dilakukan seluruh tubuh sehinga menimbulkan reaksi berupa demam, menggigil, penurunan tekanan darah bahkan kegagalan nafas dan gangguan ginjal (3).
Contoh sederhananya seperti ini. Jika Budi bergolongan darah A, berarti ia memiliki antigen A di permukaan sel darah merahnya dan menghasilkan antibodi B dalam plasmanya. Ketika ia menerima transfusi darah dari golongan darah B atau AB, antibodi B yang terdapat di dalam plasma darah Budi akan bereaksi menolak kehadiran darah berantigen B tersebut. Artinya, Budi hanya bisa menerima transfusi dari golongan darah A atau O.
Dalam prakteknya, di rumah sakit, walaupun secara teori seseorang dengan golongan darah apapun boleh menerima transfusi darah dari golongan darah O karena ia merupakan donor universal,  transfusi darah umumnya dilakukan hanya antara golongan darah yang sama.

Cara memeriksa golongan darah (3,4)
·          Alat – alat yang dipergunakan berupa:  autoclik, lancet dan kaca slide
·         Bahan – bahan berupa reagens antiserum A, reagens antiserum B dan jika ada reagens anti serum AB.

Gambar antisera untuk tes golongan darah. Gambar milik Nadim Dinani (4)
·          Cara kerja
1)  Bersihkan ujung jari yang ingin ditusuk dengan kapas alkohol.
2)  Dengan autoclick, darah kapiler diambil dari ujung jari.
3)  Darah pertama dibersihkan dan darah selanjutnya digunakan untuk pemeriksaan.
4)  Darah diletakkan pada objek gelas pada bagian kiri dan kanan.
5)  Teteskan darah yang kiri dengan reagen Anti A dan darah yang sebelah kanan diteteskan reagen anti B.
6)  Ratakan campuran antiserum dan darah.
7)  Perhatikan  adanya penggumpalan/ aglutinasi pada kedua tetesan tersebut.
8) Catat hasilnya.

·         Interprestasi Hasil

Gambar Interprestasi Hasil Golongan Darah (5)
Keterangan :                              
*       Golongan darah O : tidak dijumpai adanya penggumpalan/ aglutinasi pada tetesan darah yang diberi antiserum A, tetesan darah yang diberi antiserum B, serta tetesan dengan antiserum AB.
*       Golongan darah A: terdapat penggumpalan pada tetesan darah yang diberi reagen antiserum A
*       Golongan darah B: terdapat aglutinasi pada tetesan darah yang diberi reagen antiserum B
*       Golongan darah AB : terdapat aglutinasi pada semua tetesan  darah yang baik yang diberi antiserum A, B ataupun AB.

Referensi

1.      Metrotvnews.com, 22 Januari 2013, Setiap Tahun Indonesia Butuh 4,5 Juta Kantong Darah, http://www.metrotvnews.com/metronews/read/2013/01/22/3/124801/Setiap-Tahun-Indonesia-Butuh-4-5-Juta-Kantong-Darah

2.      Edelson, Maureen F. Updated on February 2011, Blood Types, http://kidshealth.org/teen/your_body/medical_care/blood_types.html#

3.      Dean,L. 2005. Blood Groups and Red Cell Antigens, http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK2267/

4.      Nadim Dinani, The Antisera Picture, Blood Grouping,  taken on 24 February 2014 from http://nadimdinani-bioneogenesis.blogspot.com/2011/04/blood-grouping.html
5.      Gambar skema penggolongan darah dari blog Anything Sews: Who's my daddy?


No comments:

Post a Comment