(Dipersiapkan
oleh dr. Nurhira Abdul Kadir, dalam rangka Bakti Sosial Penyuluhan Dan
Pemeriksaan Golongan Darah pada siswa SD dalam Rangka Milad ke 3 Poliklinik Asy-Syifa
UIN Alauddin Makassar)
Golongan
darah diperlukan terutama untuk keperluan transfusi darah. Pada 21 Januari
2013, bapak Jusuf Kalla (1), ketua umum PMI menyatakan bahwa kebutuhan darah
Indonesia adalah 4,5 juta kantong per bulan. Jumlah ini menurut Kalla
diperlukan dari sekitar 2% dari total penduduk Indonesia. Di negara maju
seperti Amerika, tercatat bahwa pada tahun 2011, sekitar 5 juta penduduk
membutuhkan transfusi darah setiap tahunnya (2).
Gambar kantong darah dalam pendingin. Sumber: Antara.
Transfusi
darah diperlukan untuk berbagai keperluan. Ada yang diperlukan pada kondisi
yang sifatnya darurat / emergensi seperti untuk perdarahan setelah
terjadinya kecelakaan, ada pula yang
diperlukan pada kondisi yang sudah dipersiapkan sebelumnya seperti pada
pengobatan untuk penderita kanker (2). Apapun penyebabnya, tindakan transfusi
darah merupakan salah satu tindakan yang sangat sering dikerjakan di rumah
sakit. Paparan berikut ini sebagian besar diambil dari website organisasi Kid’s
Health (2), kecuali bila dinyatakan dikutip secara khusus dari sumber lainnya.
Empat kelompok Golongan Darah
Dengan
mata telanjang, tanpa bantuan alat, semua jenis darah tampak sama. Kandungan
darah secara umum juga sama saja. Komponen dasarnya adalah sel darah merah, sel
darah putih, keping darah dan plasma darah. Tetapi, terdapat hal yang berbeda
dalam darah setiap orang. Salah satunya adalah perbedaan jenis marker
pada permukaan sel darah merah mereka. Marker ini di sebut antigen. Antigen
tersusun dari protein dan gula yang dengannya tubuh dapat mengenali antigen
dari sel darah di sekitarnya.
Antigen
ukurannya sangat kecil. Tetapi mereka mampu membedakan antigen dari sel darah
lain dalam satu transfusi yang bisa berakibat transfusi darah diterima atau
ditolak oleh tubuh. Dengan sifat inilah para ahli medis mengelompokkan darah ke
dalam beberapa jenis golongan darah.
Ada
empat golongan darah utama:
1.
Golongan darah A. Golongan darah ini memiliki
marker antigen yang dikenali sebagai “A”
2.
Golongan darah B. Golongan darah ini memiliki
marker antigen yang dikenali sebagai "B."
3.
Golongan darah AB. Golongan darah ini memiliki
antigen A dan juga B.
4.
Golongan darah O. Golongan darah ini tidak
memiliki marker antigen.
Adanya Faktor Rh (Rhesus)
Beberapa
orang memiliki penanda lain bernama Rh factor dalam darah mereka.
Lantaran tidak semua orang memiliki faktor Rh dalam darahnya tetapi pasti
memiliki salah satu dari empat goongan darah utama (A,B,AB,O), terdapat delapan
kombinasi golongan darah yang diperoleh. Mereka yang darahnya mengandung faktor
Rh disebut Rh positif dan yang tak memiliki faktor Rh disebut Rh negatif.
Memiliki
faktor Rh tidak berarti lebih sehat atau lebih kuat. Faktor Rh hanya merupakan
sati cirri genetic, sama seperti ada yang lahir dengan kulit sawo matang ada
yang kuning langsat. Yang berkulit sawo matang belum tentu harus lebih sehat
daripada yang berkulit kuning langsat. Begitupula sebaliknya.
Jadinya, delapan golongan darah
Setelah
dikombinasi dengan ada tidaknya faktor Rh dalam darah, maka golongan darah
menjadi:
- O negatif. Tidak punya antigen A ataupun B, tidak punya faktor Rh.
- O positif. Tidak punya antigen A ataupun B, tapi punya faktor Rh.
- A negatif. Hanya punya antigen A.
- A positif. Memiliki antigen A dan faktor Rh, tetapi tak memiliki antigen B.
- B negatif. Hanya memiliki antigen B.
- B positif. Memiliki antigen B dan faktor Rh, tapi tidak mempunyai antigen A.
- AB negatif. Memiliki baik antigen A maupun antigen B, tapi tidak punya faktor Rh.
- AB positif. Memiliki ketiga-tiganya antigen A, antigen B dan faktor Rh.
Dari kedelapan jenis golongan darah tersebut,
darah tipe O positif dan A positif adalh yang terbanyak.
Mengapa golongan darah penting diketahui?
Sistim pertahanan dalam tubuh kita dikenal
dengan system imun. Sistim ini menciptakan protein yang disebut antibodi yang
berfungsi melindungi tubuh dari sel-sel asing. Golongan darah memberikan pada
kita petunjuk jenis antibodi yang dihasilkan oleh system imun dalam tubuh
ketika berekasi dengan sel darah yang ditransfusikan.
Jika seseorang diberi darah dari golongan darah
yang berbeda, antibodi yang letaknya dalam serum dengan segera bereaksi untuk
menghancurkan sel darah yang masuk. Antibodi ini kerap pula disebut aglutinin.
Reaksi penolakan pada transfusi darah merupakan reaksi yang sifatnya agresif,
total dilakukan seluruh tubuh sehinga menimbulkan reaksi berupa demam,
menggigil, penurunan tekanan darah bahkan kegagalan nafas dan gangguan ginjal
(3).
Contoh sederhananya seperti ini. Jika Budi
bergolongan darah A, berarti ia memiliki antigen A di permukaan sel darah
merahnya dan menghasilkan antibodi B dalam plasmanya. Ketika ia menerima transfusi
darah dari golongan darah B atau AB, antibodi B yang terdapat di dalam plasma
darah Budi akan bereaksi menolak kehadiran darah berantigen B tersebut.
Artinya, Budi hanya bisa menerima transfusi dari golongan darah A atau O.
Dalam prakteknya, di rumah sakit, walaupun
secara teori seseorang dengan golongan darah apapun boleh menerima transfusi
darah dari golongan darah O karena ia merupakan donor universal, transfusi darah umumnya dilakukan hanya
antara golongan darah yang sama.
Cara
memeriksa golongan darah (3,4)
·
Alat – alat yang dipergunakan berupa: autoclik, lancet
dan kaca slide
Gambar antisera untuk tes golongan darah. Gambar
milik Nadim Dinani (4)
·
Cara kerja
1) Bersihkan ujung jari yang ingin ditusuk dengan kapas alkohol.
2) Dengan autoclick, darah
kapiler diambil dari ujung jari.
3) Darah pertama dibersihkan dan darah selanjutnya digunakan untuk
pemeriksaan.
4) Darah diletakkan pada objek gelas pada bagian kiri dan kanan.
5) Teteskan darah yang kiri dengan reagen Anti A dan darah yang sebelah kanan
diteteskan reagen anti B.
6) Ratakan campuran antiserum
dan darah.
7) Perhatikan adanya penggumpalan/ aglutinasi pada kedua
tetesan tersebut.
8) Catat
hasilnya.
·
Interprestasi Hasil
Gambar Interprestasi Hasil Golongan Darah (5)
Keterangan :
Golongan darah O : tidak dijumpai adanya
penggumpalan/ aglutinasi pada tetesan darah yang diberi antiserum A, tetesan
darah yang diberi antiserum B, serta tetesan dengan antiserum AB.
Golongan darah A: terdapat penggumpalan pada
tetesan darah yang diberi reagen antiserum A
Golongan darah B: terdapat aglutinasi pada
tetesan darah yang diberi reagen antiserum B
Golongan darah AB : terdapat aglutinasi pada semua
tetesan darah yang baik yang diberi
antiserum A, B ataupun AB.
Referensi
1. Metrotvnews.com, 22 Januari 2013, Setiap Tahun Indonesia Butuh 4,5 Juta Kantong Darah, http://www.metrotvnews.com/metronews/read/2013/01/22/3/124801/Setiap-Tahun-Indonesia-Butuh-4-5-Juta-Kantong-Darah
2. Edelson, Maureen F. Updated on February 2011, Blood Types, http://kidshealth.org/teen/your_body/medical_care/blood_types.html#
3. Dean,L. 2005. Blood Groups and Red Cell Antigens, http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK2267/
4.
Nadim Dinani, The Antisera Picture, Blood Grouping, taken on 24 February 2014 from http://nadimdinani-bioneogenesis.blogspot.com/2011/04/blood-grouping.html
No comments:
Post a Comment