Saturday 9 August 2014

Beberapa sumber kesalahan dalam melakukan tes Hb Sahli

Pengukuran kadar Haemoglobin dalam darah sudah sangat maju di saat sekarang ini. Peralatan pengukurannya pun sudah ada di berbagai sentra pelayanan kesehatan masyarakat, baik di tingkat praktek dokter, bidan, atau di institusi pelayanan kesehatan milik pemerintah.

Upaya mengestimasi kadar Hb dimulai sejak puluhan tahun silam. Salah satu peralatan yang pernah dikenal dalam sejarah adalah metode Sahli. Metode ini, di beberapa negara sudah tidak dipakai lagi. Di pusat pelayanan kesehatan modern di Indonesia, sekitar awal tahun 2000-an, pengukuran Hb Sahli rutin dilakukan pada semua ibu di ruang partus. Hal tersebut dilakukan sembari menunggu hasi pemeriksaan Hb dari laboratorium Patologi Klinik.
Saat ini pengukuran dengan cara Sahli perlahan mulai ditinggalkan di mana mana sebab, seperti diungkap di berbagai jurnal, metode ini
 sangat rentan untuk mengalami kesalahan.


Seorang mahasiswi tengah menjalani ujian laboratorium, Sabtu pagi, 9 Agustus 2014 di Makassar

Meskipun demikian,
Estimasi kadar Hb Sahli masih tetap diajarkan dan diharapkan untuk dikuasai oleh bidan sebab di tempat tempat seperti wilayah terpencil dan akses pelayanan kesehatan di institusi milik pemerintah sulit dijangkau, pemeriksaan Hb dengan metode lain sulit dilakukan. Sejauh ini, peralatan pengukuran Sahli yang mudah dibawa, ringan dan alat plus bahannya masih dapat dijumpai di toko peralatan medis menjadi satu, kalau bukan satu-satunya yang paling praktis untuk dipergunakan. Sayangnya, dalam suatu ujian, terkadang kemahiran melakukan cara ini tampaknya yang paling sulit dikuasai.Banyak kesalahan yang dilakukan selama prosedur pemeriksaan tersebut yang keseluruhannya berakibat sulitnya memperoleh data yang akurat tentang kadar Hb ibu.Kesalahan yang kerap terjadi, misalnya:

  • Mengisi larutan HCl 0,1N kurang atau lebih dari yang diminta
  • Kesalahan

dalam pengisapan darah perifer, misalnya berupa terhisapnya udara ke dalam pipet sehingga sulit menentukan jumlah darah yang diambil apa sudah cukup atau tidak. Jika terjadi hal demikian, sebaiknya prosedur pengambilan darah diulang dan pastikan mulut pipet sepenuhnya terbenam dalam darah di ujung jari.
  • Lupa mengusap sisa darah di ujung pipet sebelum dicelup ke dalam tabung Sahli
  • Pipet menyentuh dinding tabung sebelum dicelup ke dalam larutan HCl sehingga sebagian darah tertinggal di dinding pipet sebelah atas dan tak pernah menyentuh HCL.
  • Salah menginterpretasi warna larutan.
Kesalahan seperti disebutkan di atas sangat potensil mengubah hasi pemeriksaan Hb sehingga tidak akurat. Jika jumlah darah yang dilarutkan kurang dari ketentuan, alat bisa memberi hasil seolah ibu anemi. Jika sebaliknya, hasil Hb ibu bisa tampak seolah normal atau melebihi normal.Kesalahan seperti ini bisa diatasi dengan berlatih. Kesalahan pengambilan darah misalnya bisa diatasi dengan berlatih melakukan pemipetan cairan dengan memakai cairan berwarna. Tak perlu harus darah dulu. Lalu belajar memasukkan cairan dalam tabung tanpa tertumpah.Jika sudah mahir, seorang boleh meminta voluntir untuk menyumbang darahnya. Kalau perlu, melakukan tes Hb dengan cara lain yang lebih akurat terlebih dahulu di lab standar yang ada. Hasilnya lalu dicocokkan dengan prosedur pemeriksaan cara Sahli.Dengan cara demikian, bidan dan petugas kesehatan lainnya dapat lebih terampil dan lebih akurat dalam memeriksa Hb pasien.

Bakung, 9 Agustus 2014, catatan kecil untuk 2 rekan kecilku yang masih perlu mengulang dalam ujian laboratorium mereka hari ini.



























No comments:

Post a Comment