Friday 28 September 2012

lewati malam dengan angin yang mengingatkan,



00.15 am,
29 September 2012

Di luar angin menggila sejak sore, berpesta di kelapangan udara Australia Selatan.

Australia Selatan,
setiap kusebut kata itu, aku seolah tak sedang di sini, 

menghadapi suntuk hari-hariku bergulat dengan esai yang untukmu mungkin sangat sederhana, hanya untuk mendeskripsikan kehidupan Aborigines dan bagaimana diabetes di kalangan mereka akan dan sedang dilawan.

Aku mendengar angin di luar dan seolah masih kuingat bagaimana angin di Somba.

Mengusik atap seng rumahku dengan sisir-sisir panjang sulur daun pohon kelapa.
Seolah ini malam tahun 90-an ketika aku pulang untuk liburanku yang serba sementara dan aku duduk di meja makan belakang rumah kami, yang jendelanya tak berkaca utuh, dan lubang-lubang lantai mengantar dingin dan udara malam.

Aku di situ membaca buku patologi anatomi dengan tak lupa ditemani buku tulis tebal tempat aku menuliskan perasaan-perasaanku pada orang-orang, bacaan-bacaan dan kejadian-kejadian baik yang hanya berlangsung di kepalaku atau yang betul-betul terjadi.

hahahai..masa yang indah ketika bapakku almarhum masih berada di tengah kami. aku ingat sekali wangi tubuhnya setiap beliau datang menjengukku masih duduk menekuni buku dan aku suka bahwa itu akan membuatnya merasa bangga bahwa kami, anak-anaknya,  bersungguh-sungguh menghargai setiap tetes keringatnya dengan belajar.

Beliau akan lewat, sepulang dari kamar mandi dan menanyaiku,
“Andappaitau namatindo ana’a?” *

Lalu diraihnya kepalaku dan kurasakan dadanya yang  tipis dan hangat, dan beliau berkata,
“tori’ ana’u.. cantik.. kasi bagus iya?! kasi bagus!” **

Sekarang, sudah sangaaaaat jauh dari hari-hari tahun 90-an itu. Dan, hanya ingatan saja yang mengisariku belajar di sini, papa’..

sesekali ia datang lalu memeluk kepalaku, dan kurasakan dadanya yang tipis dan hangat, lalu dia mengatakan,

“tori’ ana’u.. cantik.. kasi bagusiya?! kasi bagus!”

baiklah, pak, saya insya Allah akan kasi bagus,
malam ini di tempat yang pernah kau bayangkan dengan harapan-mu, do’a dan rasa percaya-mu bahwa anak-anakmu akan bisa sampai ke sini.

aku akan kasi bagusi papa’. karena ku ingin di sana, o Allah Yang Maha Mengatur semua kejadian, Allah perkenankan bapak tersenyum dan berbahagia. Amien.

* bahasa Mandar, artinya,  anakku sayang, apa kau belum berniat tidur? 
** artinya kurang lebih,  anakku sayang, cantik, ayo berusaha lakukan yang terbaik.

No comments:

Post a Comment