Saturday 7 April 2012

untuk ibu Hj. Syamsiah Suid



Tak dapat tidur.
Mata sudah sangat lelah seharian mempelajari bab 2. Probability and Probability Distribution , dari hand out kuning yang ditulis oleh Prof. Philip Ryan.
Pukul 10 malam waktu ACT.
Seharusnya aku tidur, tetapi pikiranku terus kembali pada seorang perempuan luar biasa, yang sedih sekali, kalau aku pulang nanti, aku tak akn bisa menemukannya lagi.
Sungguh berat rasanya kehilangan seorang yang kau kasihi. Lebih sedih lagi, jika itu terjadi ketika di sekitar-mu tak ada yang tahu, dan engkau begitu sungkan untuk mengajak siapa pun tahu, betapa berarti kehilangan itu bagi-mu.
Itulah kehilangan yang kurasakan ketika pada akhirnya, sms yang paling tak kuharapkan tiba dari adikku, "Innalillahi wainnailaihi roji'un. Kak, mama Tanangan  sudah pergi."

Pukul 8 lewat, 5 April 2012,

Dari sekitar meja inilah saya memantau perkembangan detik-detik terakhir beliau, foto ini diambil 4 April 2012, sore terakhir hidup beliau

aku berputar seperti orang kebingungan dalam kamar.
Berputar, sampai akhirnya, kusandarkan saja dahiku di pintu lemari .. betapa sesak jika engkau ingin menangis tetapi, tangis tak dapat diledakkan.

Aku mengenal beliau sudah cukup lama, tetapi perkenalan kami secara pribadi dimulai di sebuah kota kecil di pedalaman Sulawesi Barat, di Malunda.

Pada saat itulah, saya yang semula hanya mengenal beliau sepintas menjadi lebih paham lagi, bahwa beliau adalah seorang yang sangat ulet berkarya, penuh ide dan semangat disertai kerendah-hatian, pemurah dan percaya penuh pada kekuasaan Tuhan.

Penampilan beliau begitu sederhana. Penampilan yang mungkin tak akan membuat siapa pun berpikir beliau 'hanya' seorang ibu dengan pemikiran layaknya ibu-ibu seusia beliau yang sudah tinggal ingin memikirkan bagaimana menikmati usia pensiun, tetapi beliau tidak. Karena di usianya yang sekitar 60-an, masih harus dipikirkannya bagaimana menghidupi puluhan karyawan dengan terus menghidupkan usaha tempat mereka bekerja. Beberapa pengusaha skop lokal mungkin hanya memikirkan gaji bulanan karyawan, tetapi beliau tidak. Dalam pembicaraan kami yang pertama, beliau menyampaikan ide yang telah diterapkannya agar karyawan diasuransikan, dan disemangati untuk menabung. Tak jarang, jika ada karyawan yang sakit, mereka diantar berobat ke ibu kota Propinsi dengan biaya dari beliau.

Karyawan beliau pun mendapat jatah diajak jalan-jalan ke ibu kota Propinsi. Saya sempat bercakap dengan beberapa karyawan yang begitu berbinar-binar dan antusias menceritakan pengalaman mereka makan di KFC walaupun di kampung mereka, ayam kampung sebenarnya jauuuuuuh lebih enak daripada ayam sang kolonel dari kentucky. Tetapi begitulah cara beliau membagi kegembiraan. Konsep usaha yang dipelajarinya di tempat lain dibawa dan diterapkan di tempat usaha beliau, sehingga di pedalaman  Sulawesi Barat, orang-orang yang mampir ke minimarket beliau mungkin akan sedikit heran karena penataan dan peralatan tempat mereka menaruh barang untuk jualan tak seperti warung yang lazim dikelola di kampung, tetapi elegan ala supermarket di kota, pegawainya memakai seragam dan dilayani dengan tas belanjaan berlogo sesuai nama minimarket itu. Mereka pun berseragam batik pada hari-hari yang ditentukan, dan semua itu beliau sediakan untuk staff.

Banyak lagi ide lain yang diceritakannya pada saya. Misalnya bahwa kita butuh kuat secara ekonomi karena membantu orang miskin butuh kemampuan ekonomi, membicarakan bagaimana menyantuni masjid, mengembangkan usaha yang ada agar lebih maju, hal-hal yang diceritakannya tanpa lelah, Di sela-sela percakapan itu, beliau selingi pula dengan saran untuk saya secara pribadi, Suatu waktu, ketika beliau berkunjung ke rumah kecil kami di pinggiran Makassar, beliau memandang ke halaman
Salah satu sudut halaman rumah kami, di perempatan jalan, menurut beliau strategis untuk usaha.

 dan memperkirakan, bagaimana memanfaatkan lahan kami untuk usaha,
Sudut lain yang menjadi perhatian beliau dari halaman kosong di  sekitar rumah kami.

 pemikiran yang sangat kreatif yang hanya dimiliki oleh orang-orang yang memiliki intuisi bisnis yang kental. Saya, yang sejauh itu tak punya naluri bisnis, hanya tersenyum.

Ada beberapa mobil di rumah beliau. Tetapi untuknya sendiri, "cukup jalan kaki, supaya sehat." atau naik becak, karena itu artinya berbagi dengan tukang becak. Setiap pagi beliau sempatkan ke pasar untuk menyiapkan makan bagi seluruh karyawan.

Meja  di rumah beliau selalu penuh berisi makanan, karena karyawan dan bahkan rekan-rekan mereka yang bukan staf beliau pun kadang mampir makan tanpa harus permisi karena tahu, makanan telah disiapkan di meja. Seorang sopir angkot menceritakan bahwa tak jarang jika dia mampir membeli bensin di rumah ibu Syamsiah, dia terus saja ke dapur untuk sekalian makan.

Terlalu banyak hal kecil yang direkam oleh sedemikian banyak orang di sekitar beliau, di kota kecil Majene dan sekitarnya yang akan mengutuhkan gambaran beliau sebagai seorang yang kaya dalam materi dan hati. Kualitas yang membuat beliau berbeda, dan kepergiannya membuat kehilangan yang dirasakan bahkan oleh orang seperti saya yang hanya mengenal beliau sekitar 1 tahun terakhir.

Dua hari sudah beliau pulang kepada-Nya.
Mestilah sepi rumah beliau di pinggiran Majene, Sulawesi Barat.
Dan orang-orang di minimarket beliau, sekitar 60 km di luar ibu kota kabupaten akan merasa sangat kehilangan terhadap seorang pengayom yang menghadapi mereka tak seperti bos pada karyawan tetapi ibu pada anak-anaknya.

Dan kehilangan yang lebih besar lagi akan dirasakan oleh putra-putri beliau serta karib kerabatnya.
Setiap yang hidup akan kembali kepada Yang Menghidupkannya,
Teriring doaku untuk ketenangan dan kebahagiaan beliau, di sana,
Beristirahatlah, Ma',
Mama' sudah capek, sekarang tibalah giliran kami meneruskan degup dan harapan-mu,
semoga cahaya kebaikan-mu dan semangatmu wahai mama' kami Hj. Syamsiah Suid senantiasa menerangi kami yang mama' tinggalkan,
Amien.

(bagot Av. 11 pm ACT, 7 April 2012)

.


2 comments:

  1. Semua yang bernyawa akan melewati satu pintu yang pasti akan dilalui, kematian. Pintu itu bukanlah sesuatu yang harus dihindari, kerana itu adalah sesuatu yang tidak mungkin. Persiapkan diri kita, keluarga kita, dan orang-orang yang kita cintai untuk menghadapi pintu itu sesuai dengan tuntunan-Nya. Segala sesuatu yang kita kembalikan kepada-Nya, insya Allah akan mendapat ridha-Nya.Amien.

    ReplyDelete
    Replies
    1. innalillahi wainnailaihi roji'un, terima kasih atas tausiyahnya, bang, semoga kita tetap sadar untuk menjadikan ingatan akan kematian sebagai pemicu untuk memperbaiki diri ke arah yang lebih bermanfaat, amin

      Delete