Catatan ini dimuat di Tribun Timur Makassar, 14 Juni 2013
Ketika mengantar anak-anak ke
sekolah di Cowandilla Primary School,
Adelaide,
pagi tadi, kami menerima cendramata dari seorang anggota parlemen Australia,
Steve Georganas MP. Hadiah ini terdiri dari beberapa peralatan sekolah seperti
pensil, penghapus, block
note, tas, kalender dan dompet pensil. Ada juga selembar
kartu nama. Beliau sendiri langsung yang memberikan kepada siapa saja yang
lewat di depan sekolah atau orang tua yang baru turun dari mobil mengantar
anaknya ke sekolah tersebut. Tidak ada anak-anak sekolah yang diberikan.
Australian Parliament House di Canberra. Foto milik Parliament of Australia, diakses melalui http://www.aph.gov.au/~/media/06%20Visit%20Parliament/canberra1341505-20121029.ashx |
Dia bersama seorang perempuan, mungkin
itu adalah isterinya atau mungkin pula stafnya. Keduanya berdiri di pinggir
jalan, depan sekolah. Kami
tidak melihat ada penyambutan resmi dari pihak sekolah, misalnya memasang
spanduk ucapan selamat datang atau umbul-umbul. Bahkan, tidak ada guru atau
staf dari sekolah yang turut mendampingi di luar. Kalau di Indonesia biasanya, menyambut anggota DPR pusat seperti itu,
pihak sekolah sudah siap
dengan pakaian seragam, sibuk menyiapkan konsumsi, dan bahkan murid-murid diatur berbaris
mengibarkan bendera.
Semua aktifitas sekolah
berlangsung seperti biasa, tak berubah. Yang berbeda, kelihatan hanya ada
empat baliho kecil, bergambar anggota senat tersebut lengkap dengan namanya.
Ukuran baliho ini sekitar 1 x 1 meter, atau mungkin seukuran bentangan koran. Baliho diletakkan
di pinggir jalan, tak perlu kayu penyanggah atau dipaku ke pohon.
Model seperti inilah antara lain
yang dilakukan oleh anggota senat Australia dalam mencari simpati publik.
Mereka datang langsung menemui masyarakat, tanpa pakai tim sukses yang beranggotakan banyak orang.
Tak ada pula pengerahan massa. Dalam tas yang diberikan, terdapat penjelasan
program yang sudah dia laksanakan dan beberapa yang program yang akan dia
teruskan. Dijelaskan pula kontribusi
partainya secara khusus kepada sekolah dasar Cowandilla tersebut.
Di
Australia, merebut simpati dilakukan dengan simpel, praktis, tanpa merusak
lingkungan. Dan sudah pasti, tanpa serangan fajar! ***
Adelaide,
14 Juni 2013
No comments:
Post a Comment