Saturday 25 August 2012

Suka duka berpuasa di rantau: Bikang Doang yang memelet gadis Iran itu

Artikel di bawah ini dimuat di koran Fajar pada Jumat, 10 Agustus 2012 | 22:21:36 WITA yang  saat saya kutip sudah mencapai 181 HITS :)
Judulnya "Lasagna Italia vs Bikangdoang Saat Berbuka Puasa" bisa diakses melalui
http://www.fajar.co.id/read-20120809222136-lasagna-italia-vs-bikangdoang-saat-berbuka-puasa


Saya berada di Adelaide, Australia Selatan, sejak 9 Januari 2012, sebagai salah satu dari 22 orang mahasiswa Indonesia penerima AusAid Scholarship untuk belajar di the University of Adelaide. 



Ini adalah pengalaman pertama saya berpuasa di rantau orang.
Yang dirindukan dari Ramadhan selain dari kesempatan untuk beribadah adalah kesemarakannya. Kesemarakan boleh tercipta karena kebersamaan dengan keluarga dan kerabat kian hangat dengan kesempatan berbuka, bersahur, bertarawih dan bertadarruz bersama. Kesemarakan pun hadir karena aneka makanan khas menjadi menu sehari-hari. Kesemarakan ke-tiga adalah berisik dari corong masjid dan kemeriahan gerobak sahur yang, walau dirindukan, sesekali bisa sampai di taraf mengganggu ketenangan beribadah.


Ketika tiba di Adelaide, sendirian tanpa keluarga, Ramadhan menjadi momen yang semakin mengentalkan rasa rindu pada kampung halaman. Mengurangi rindu membutuhkan ekstra perjuangan. Di tengah runtinitas kuliah, mesti pandai dalam menyelaraskan waktu dan menu dengan rekan lain dari tanah air agar berbuka bersama dari rumah ke rumah bisa sukses. 

Urusan makan bersama biasa-nya sangat tidak merepotkan tuan rumah. Kami mengadopsi cara Australia yaitu dengan shared-plate yang artinya setiap orang membawa 1 atau 2 macam makanan dari rumah masing-masing dalam jumlah yang diperkirakan minimal untuk lima atau enam orang. Setiap kali, pesertanya pun tak banyak. Paling banyak belasan. 
  
Dengan ber-shared-plate, tuan rumah akan menginformasikan berapa orang yang diundang dan makanan apa yang tamu tersebut setujui untuk mereka bawa. Setiap orang tinggal menyesuaikan apa yang ingin mereka bawa agar tidak ada menu yang oppo’. Menu-nya bebas, boleh masakan Indonesia, atau negara lain. Sesekali kita ketemu sup Tom Yum Thailand bersanding semeja dengan Lasagna Italia dan kambeng-nya orang Majene.  

Kambeng alias bikang doing rupanya cocok dengan lidah dari berbagai negara. Suatu hari teman kami, Eli, seorang master software komputer dari Iran, wajahnya bersemu karena terus kepingin nambah. Hal itu ketahuan karena tuan rumah kerepotan meladeninya minta maaf tiap mengambil satu lagi.  
Datang dengan tangan kosong pun tak apa, hanya malu-lah jika tiba-tiba di tengah percakapan terlontar pertanyaan, “Di antara ini semua, yang mana yang Hira bawa?”  Dalam acara ini, nasi dan peralatan makan biasanya menjadi tanggung jawab tuan rumah.

Bertarawih di masjid adalah kesempatan yang super langka. Di Adelaide tercatat 9 masjid. Tempatnya berpencar dan jauh dari tempat tinggal saya. Yang punya kendaraan bisa menyempatkan berbuka ke masjid lalu menunggu bertarawih, tarawihnya 1 macam saja, 8 rakaat dengan 3 witir.  Selesainya pukul 9-an malam. Pada musim dingin begini jam 9 sudah seperti larut malam. Jalanan sepi, jarang yang berkeliaran karena toko-toko sudah tutup setiap harinya pada pukul 5 sore. Kebijakan untuk mengharuskan toko ditutup lebih awal adalah untuk memberi kesempatan kepada mereka yang telah bekerja seharian agar pulang ke rumah membagi waktu untuk keluarganya.  Bukan untuk berlama-lama menghabiskan waktu keliaran di toko sampai larut. 

Walaupun Adelaide terkenal sebagai kota yang cukup aman di Australia, saat pembekalan awal di universitas, seorang narasumber dari kepolisian SA, perempuan berwajah Asia bertubuh mungil dan kelihatan sangat tidak mirip polisi menyarankan sedapat mungkin menghindari jalan malam jika tak perlu. Akhirnya, tarawih sendiri di rumah menjadi pilihan paling aman.

Pengalaman paling unik adalah menghadiri acara buka puasa yang digelar oleh ISSUA (Islamic Student Society of the University of Adelaide), Jumat 3 Agustus 2012. Kami dipinjami ruangan besar di lantai 6 universitas, namanya Rumours CafĂ©. Undangan yang disebarkan lewat facebook dan pamflet di mushollah kampus sukses menggaet 500-an tamu. 

Makanan disiapkan oleh donatur, seorang warga Australia, migran puluhan tahun lalu dari Fiji. Kokinya juga migran Fiji tetapi masakannya bercita rasa India. Penggiat utama acara brother Khalil Abdul Maliq, mualaf dari China. Imam sholatnya Eslam Abideen, mahasiswa asal Mesir. Yang menyajikan makanan dan mengatur antrian tamu adalah pelajar Malaysia dan Indonesia. Tamu-tamunya orang Australia, Irak, Afghanistan, Ghana, Nigeria, China dan lainnya. Semua mengentalkan rasa betapa Islam hidup di semua belahan dunia.


 
Di tengah kesibukan menyiapkan makan malam jama’ah, saya di-bisiki kawan, Naimah, dari Malaysia tentang pemuda China di shaf paling belakang yang kulihat selalu tertinggal dalam gerakan sholat. Dia bukan Muslim, tetapi begitu kukuh mengikuti sholat hingga tarwih rakaat ke – 8. Saat witir, kulihat pemuda itu duduk meringkuk memeluk lutut dekat kursi-kursi yang dipinggirkan tanpa memutuskan pergi.

Keunikan lainnya adalah karena setiap Jumat sore, seperti hari itu, tepat di bawah ruang sholat dadakan itu, di lantai lima, diadakan pertunjukan musik. Sudah bisa ditebak, konser lazimnya ditonton disertai acara minum-minum, terlebih Australia terkenal sebagai salah satu pemilik wine terbaik di dunia.
Bisa dibayangkan­­­­­­­­­­­­­­­­­ bagaimana sholat di atas lantai yang didentumi musik menghentak sembari mereka-reka bagaimana polah penikmatnya di lantai bawah. Tentu cobaan berat untuk kekhusyukan. Penasaran dengan keributan itu, seorang   jamaah, ibu berumur 50-an yang bermigrasi dari Fiji 30 tahun silam menanyaiku. Saat saya jelaskan asal-muasal dentum itu, dia menggumam dalam aksen Australia yang kental. Lihat, katanya, inilah yang namanya jahannam di lantai bawah, jannah di lantai atas. 

# Nurhira Abdul Kadir, dosen UIN Alauddin, mahasiswa pada School of Population Healt and Clini9cal Practice, the University of Adelaide.

1 comment:

  1. AssalamuAlaikum wr"wb Allahu Akbar-Allahu Akbar allah mahabesar.
    Kenalkan saya IBU ULAN TKI membernya yang kemarin aki brikan nmr 4D asal dari kota MEDAN, jadi tki di SINGAPUR, mau mengucapkan banyak2 trimakasih kepada KI PALAH yg sdh membantu kami sekeluarga melalui nmr TOGEL SINGAPUR 4D Keluar hari rabu kemarin allahamdulillah benar-benar kluar akhirnya dapat BLT Rp.500jt, sesuai niat kami kemarin KI, klo sdh jackpot, kami mau pulan kampung buka usaha & berhenti jadi TKI, TKW, cepek jadi prantauan aki kerena sdh 15 tahun jadi tkw nga ada perkembangan, jangankan dibilang sukses buat kirim ke Kampung pun buat keluarga susah KI, malu KI ama kluarga pulang nga bawah apa2, kita disini hanya dpt siksaan dari majikan terkadan gaji tdk dikasih, jadi sekali lagi trimakasih byk buat aki sdh membantu kami, saya tdk bakal lupa seumur hidup saya atas batuan & budi baik KI PALAH terhadap kami.
    Buat sahabat2 tki & tkw yg dilandai masalah/ingin pulang kampung tdk ada ongkos, dan keadaannya sdh kepepet tdk ada pilihan lain lg. jangan putus asa, disini kami sdh temukan solusi yg tepat akurat & trpercaya banyak yg akui ke ahliannya di teman2 facebook dengan jaminan tdk bakal kecewa, jelas trasa bedahnya dengan AKI-AKI yang lain, sdh berapa org yg kami telpon sebelum KI PALAH semuanya nihil, hanya menambah beban, nga kaya KI PALAH kmi kenal lewat teman facebook sdh terbukti membantu ratusan tki & tkw termasuk kami yg dibrikan motipasi sangat besar,demi allah s.w.t ini kisah nyata kami yg tak terlupakan dalam hidup kami AKI, sekali lagi trimakasih byk sdh membantu kami,skrg kami sdh bisa pulang dengan membawa hasil.
    Jika sahabat2 merasakan hal yang sama dengan kami.
    silahkan Hubungi KI PALAH siapa cepat dia dapat,
    TERBATASI penerimaan member...wajib 9 member bisa diterimah dlm 3x putaran.
    HUBUNGI LANSUNG DI NO:0823.8831.6351.
    Atau kunjungi Situs KI PALA dengan cara klik >>>>>KLIK DI SINI<<<<<

    ReplyDelete