Friday 21 November 2014

Filosofi Pembelajaran Problem Based Learning


Ini adalah catatan lepas yang sempat saya catat dari kegiatan Pelatihan Pembuatan Modul dan Pelatihan Tutor Prodi Kedokteran FKIK UINAM. Catatan ini saya sarikan dari materi yang disampaikan oleh Dr. Irwin Aras, M. Epid., M. Med. Ed pada hari pertama dari pelatihan yang akan diadakan tiga hari dari tanggal 21-23 November 2014 di Ruang Rapat lantai 1 Rektorat UINAM, Samata.

Problem Based Learning adalah model pembelajaran yang pertama kali dikembangkan di Canada. Awalnya,  model ini dikenal dalam pendidikan bidang kesehatan. Belakangan, banyak bidang lain yang memakainya seperti mereka yang mendidik di bidang hukum dan teknik.

Dalam penerapan model pembelajaran Problem Based Learning, setiap mahasiswa harus punya pengalaman menjadi leader. Karenanya, ketua kelompok  yang dipilih harus bergantian sehingga mahasiswa mendapatkan pengalaman memimpin.

S Sebagai metode pembelajaran, tujuan PBL menyasar tiga hal yaitu Knowledge, Skills dan Attitude. Knowledge atau pengetahuan yang ingin dicapai dengan PBL adalah pada peningkatan pengetahuan teoretis dan klinis. Pada ranah skills (keterampilan), mahasiswa diharapkan dapat mencapai kemampuan seperti scientific reasoning, critical appraisal, information literacy, serta self directed, lifelong learning. Tujuan yang terakhir adalah pada attitude (sikap). Dalam ranah sikap, kemampuan yang diharapkan adalah value of teamwork, interpersonal skills, dan     … Lupa apa, heheh..
  
Dalam kelas tutorial, setiap elemen memiliki tugas penting. untuk suatu PBL yang biasanya dilakukan pada 8-10 mahasiswa, kelas PBL dibagi untuk memiliki 4 peran:
 
1.       1. Scribe
 Tugasnya adalah mirip sekretaris. Seorang scribe adalah seorang yang mencatat jalannya diskusi, terutama menuliskan learning obyektif yang dirumuskan oleh mahasiswa sendiri selama diskusi.

2.       2. Member
Member adalah peserta diskusi. Peserta diskusi dalam PBL idealnya senantiasa berkontribusi secara aktif.
3.       3. Tutor
Tutor adalah fasilitator pembelajaran. Tutor boleh dosen.
4.       4. Chair
Chair adalah ketua yang merupakan pengatur jalannya diskusi.

Salah satu tahapan pembelajaran yang diadopsi dalam metode PBL adalah Seven Jump Learning – yang diajukan oleh Wood, 2003. Dengan metode seven jump ini, diperlukan dua pertemuan untuk menyelesaikan satu pokok bahasan. Tahapan pertama, mahasiswa masuk ke kelas dengan prior knowledge (pengetahuan yang dimiliki sebelum dikonfirmasi dalam kelas):

  • Step 1 Identify and clarify unfamiliar terms presented in the scenario, (allocate a scribe and a chairperson, define rules)
  • Step 2 Define the problem or problems to be discussed
  • Step 3 Ideas storming session to discuss the problem (s) 
Pada fase ini persilakan mengajukan pendapat masing-masing, lihat ketidaksepakatan antar peserta, lihat adanya persoalan yang tak bisa dijawab, dari situlah sumbernya untuk menyusun daftar LO (Learning Objectives). Bisa saja dalam 1 sesi dirumuskan 15 LO. LO ini kemudian dibacakan kembali.
  • Step 4. review  step 2 and 3 and arrange explanation into tentative solution;
  • Step 5 Formulate learning objectives. 
Dalam langkah ini kelas melihat dan memastikan berapa LO  yang harus terjawab pada sesi berikutnya.
  • Step 6 Private study. 
Dalam fase ini, semua mahasiswa mengumpulkan informasi terkait kepada semua tujuan pembelajaran (LO)
  • Step 7 Reconvene - Group shares results of private study. Tahapan ini dilakukan 2-3 hari pasca sesi pertama.
Sebagai sebuah metode pembelajaran, PBL memiliki kelebihan dan kelemahan. Berikut ini adalah kelebihan dan kekuranga PBL:
Advantages of PBL
1.       Student Centered
2.       Generic Competencies
3.       Integration
Mengintegrasikan aspek non klinik ke dalam aspek klinik adalah dimungkinkan. Misalnya di scenario kasus PBL boleh ditambahkan kalimat yang memuat pembahasan tentang etik dan ke-Islaman.
4.       Motivation
5.       “Deep” Learning
6.       Constructivist approach: membentuk pemahaman secara mandiri melalui diskusi

Disadvantages of PBL
1.       Tutors who can’t “teach”
2.       Human resources
Perpustakaan harus menyediakan bahan pustaka yang ditulis di rujukan.
Internet.
Taman dengan jaringan internet,
Kantin dengan jaringan internet,
3.       Other resources
4.       Role Models
setiap manusia harus jadi contoh apalagi dosen
5.       Information overload
Generic Skills and attitudes
·         Teamwork
·         chairing a group
·         Listening: no interruption during tutorials
·         recording: dituntut mencatat
·         Cooperation
·         Respect for colleague’s view
·         Critical evaluation of literature
·         Self directed learning and use of resources
·         Presentation skills: Bukan hanya tentang power point presentation tapi juga menyampaikan pendapat

Penerapan PBL di institusi yang sebelumnya belum mengenal metode ini membutuhkan beberapa penyusuaian seperti:
  • curriculum reformation
  • lecturers to be facilitators 
  •  role of students
  • facilities
  • small group discussions 
  •  evaluation system 
  •  financing
Tak lupa, bagian pentingnya adalah foto-foto. Ini adalah beberapa foto kegiatan pelatihan: