Friday 22 March 2013

Waktu Yang Bermanfaat


Pada suatu ketika, jam terakhir dalam sebuah kelas, ketika suasana mulai layu dan mata merambat sayu, seorang guru yang senantiasa peduli untuk memanfaatkan waktu yang dipunyainya dengan para siswa mendadak berhenti menjelaskan pelajaran.

http://www.com.cuhk.edu.hk/varsity/0401/Periscope/school05.jpg
Gambar ini milik http://www.com.cuhk.edu.hk/varsity/0401/Periscope/school05.jpg

Sebagian siswa yang masih terjaga penuh bertanya-tanya dalam hati, mengapa sang guru mendadak berhenti. Sebagian siswa lain yang sudah nyaris tidur, tak menyadari perbedaan apa-apa dan terus bergerak masuk ke ambang tidur.

Suasana menjadi hening. Yang terjaga menyenggol, mencolek dan menyadarkan yang tidur. Yang tidur segera terjaga dan berpikir, apa sudah waktunya pulang?

Ketika semua sudah terbangun. Sang guru tersenyum dan berkata, "Selamat datang murid-murid !"

http://www.makeadifference.com/TYG/img/Teacher_in_Class_360x240.jpg
Gambar ini milik situs http://www.makeadifference.com/TYG/img/Teacher_in_Class_360x240.jpg


Para siswa tersenyum dan malu.

"Siapkan pulpen dan halaman kosong di buku kalian, kita ulangan."

Suasana sontak mencekam. Kata ulangan ruapanya cukup kuat untuk mengembalikan setiap siswa ke garis waspada setelah sebelumnya suasana begitu layu dan tak bersemangat.

Beberapa suara menggerutu protes. Tak ada pemberitahuan serbelumnya bahwa hari itu akan ujian.

Pak guru menggambar lingkaran besar di atas papan tulis.

"Ini waktu kalian dalam seminggu," Katanya

" Sekarang, buat lingkaran semacam ini di buku kalian. Di halaman lain, buat jadwal berurutan tentang apa yang kalian lakukan selama seminggu.

Contoh, mulai dari hari minggu. Buat jadwal dari jam enam pagi hingga ke jam enam pagi berikutnya lalu isi apa saja yang kalian lakukan sejak jam enam pagi hingga ke jam enam pagi berikutnya."

http://www.nevadaboysstate.org/pros/schedule.jpg
Gambar ini milik http://www.nevadaboysstate.org/pros/schedule.jpg


"Apa yang harus kami tulis, pak?"
"Misalnya, jam enam pagi sampai jam 8 pagi pada hari Minggu, kalian nonton ceramah subuh di TV, lalu jam 8 sampai jam 10 bantu ayah mencuci kendaraan. Jam 10 samapi 11, temani ibu ke pasar. dan seterusnya."

"Pada hari sekolah, isi dengan jujur, berapa jam yang dipakai untuk serius belajar dalam kelas, dan berapa jam untuk bermain-main atau tidur selama jam pelajaran." Pesan sang guru.

Anak-anak mulai tampak mengerti. Mereka mulai menulis. Mereka tampak sangat bersemangat. Kantuk pun hilang, lantaran mereka berupaya mengingat kegiatan yang biasa mereka lakukan setiap harinya.

Ketika selesai mengisi jadwal, sang guru meminta mereka menyimpulkan secara keseluruhan, berapa jam yang mereka  pakai untuk belajar, berapa jam membantu orang tua, berapa jam bermain, berapa jam tidur, berapa jam sholat bagi mereka yang Muslim, dan berapa jam beribadah ke gereja, kuil, atau berdoa di rumah untuk penganut Kristen, Budha dan Hindu. Berapa jam -berapa jam lainnya pun diminta untuk diisi.

Walhasil, setiap murid takjub akan hasilnya. Mereka melihat bahwa waktu yang mereka pakai untuk tidur dan bermain memiliki porsi yang terbesar. Sedang waktu untuk belajar, membantu orang tua dan berdoa sungguh sedikit.
Gambar ini dipinjam dari http://www.entrepreneur.com/dbimages/article/h1/7-ways-your-wasting-time.jpg



Sang guru meminta para siswa merefleksi hasil perhitungan mereka dan para siswa itu kemudian menyadari dengan sendirinya bahwa ada yang tak benar dengan kondisi mereka dan bertekad untuk memperbaiki porsi setiap aktifitas dalam gambar l;ingkaran waktu yang mereka buat.

Demikianlah Sang guru telah memanfaatkan waktu dengan baik untuk mengajarkan waktu yang bermanfaat.

Maukah kita duduk sejenak untuk menghitung lingkaran waktu kita sendiri secara jujur untuk melihat, bagaimana kita ,menggunakan waktu yang Dia pinjamkan kepada kita?

http://static6.depositphotos.com/1000128/557/i/950/depositphotos_5572929-Wasting-time-concept-alarm-clocks-in-the-trash-bin.jpg
Gambar ini dipinjam dari http://static6.depositphotos.com/1000128/557/i/950/depositphotos_5572929-Wasting-time-concept-alarm-clocks-in-the-trash-bin.jpg


Sepertinya kita pun harus siap terpana, tentang betapa banyaknya kita menghamburkan pinjaman dari Allah SWT.





Friday 15 March 2013

Hari Ini Memutuskan Bergabung Dengan Kompasiana

Gambar logo Kompasiana, halaman khusus yang difasilitasi oleh koran Kompas, Jakarta


Setelah cukup lama hanya menikmati tulisan orang di kompasiana, hari ini, saya putuskan untuk mengikuti prosedur register, yang ternyata, untuk pemula seperti saya lumayan ribetnya.

Saya memulai usaha register sejak semalam atau sekitar lebih 12 jam silam. Pada awalnya, terkirim konfirmasi ke email saya, setelah link di-klik, loading..lama loading, saya stop. Trus di-klik lagi, loading.. di-klik..loading berulang-ulang tapi hasilnya selalu sama, halaman kosong. Kembali, di-refresh, klik link konfirmasi, hasilnya sama, halaman kosong.

Pukul 3 malam, saya putuskan mengakhiri perjuanganku meregistrasi diri ke kompasiana.
Sore ini, melakukannya kembali di komputer kampus yang jaringan wi-fi-nya luar biasa kencang. Hasilnya kurang lebih sama. Tapi upaya yang ngotot, eventually came to a happy end. Berhasil juga. Masalah berikutnya adalah meregister username URL yang juga membutuhkan waktu tak kurang dari setengah jam lantaran saya terus-terusan kuran faham pada apa yang direquest oleh sistem registrasi Kompasiana.

Walaupun sudah beberapa kali melakukan registrasi ke beberapa situs lainnya. Saya harus akui, meregistrasi diri ke kompasiana lumayan butuh kerja keras. Tapi, yang masih membuat saya heran pada diri sendiri.. Koq bisanya saya sengotot ini me-registrasi diri?

Hm.

(Trouble registrasinya di mana ya? di komputerku, di wifi, di saya, atau di sistemnya kompasiana?
an unimportant question !)

Gambar diambil dari